Tuesday, August 2, 2022

Setiap kita berbeda dan spesial

 Ada orang yang berani dan lantang menyuarakan setiap isi kepalanya.

Tak gentar sedikitpun kala bicara.

Suara yang pasti setiap kata yang keluar  terdengar oleh semua orang 

Terlihat berani dan gagah.

cukup menakjubkan dan menyihir setiap insan yang memandang.


Ada pula orang sembunyi dan berbicara dari tangannya.


Merangkai isi kepala yang terlintas dalam barisan huruf dalam sebuah kertas.

Berharap hanya orang tertentu saja yang menikmati.

Mungkin hanya untuk dikenang oleh diri saja.


Termaksud barisan kalimat ini.

Bahwa tak semua orang bisa berbicara sama seperti kau lakukan.

Bahwa tak semua orang bisa mengespresikan dalam membalas semua rasa dalam satu alunan sama.

Tak semua harus seragam.

Bumi ini indah tak cukup dengan warnah putih dan biru saja.

Indahnya isi kepala bisa dalam tulisan.

Lantunan musik yang indah.

Gambaran yang bermakna.

Anyaman indah.

Tak perlu menyeragamkan isi kepala dengan lain orang.

Tak perlu menyamai warna mereka. 

Kamu tetap spesial.

Itu saja.

Monday, August 1, 2022

Problematika Sejuta Gadis

Indonesia...
Banyak Streotipe yang kerak melabeling beberapa orang. Misalnya suku tertentu, warna kulit, tinggi, usia dan jenis kelamin. Genre ini kerap menjadi permasalahan paling mengcolok. Bahkan bisa sampai memicu keretakan hubungan diantara orang-orang. Untuk seorang wanita Diusia menginjak hampir kepala TIGA ? atau kita turunin deh lebih dari 25 keatas yang sering diserang dengan pertanyaan menyakitkan. Pertanyaan Horor yang seringnya dibalas dengan senyum PAIT??
"Kapan Nikah ?", "Gak pengen nikah ?", "Mana Pasangannya nih, jalan sendiri mulu?", "inget udah umur berapa? sampe kapan mau sendiri ?".
Terluka Tapi tak berdarah :'
Sesek TAU dengernya.

Gini !!!
Secara Personal sarah, tidak menerapkan konsep "PACARAN" dalam kehidupan didunia ini. Gak Pacaran? Iya, simpel sih Nikah ibadah, masak iya harus campur aduk dengan maksiat ? masak iya pernikahan suci diawalin dengan berbuat dosa ( ya wallahu a'lam sih kalo selama proses ada juga unsur dosa didalamnya, tapi minimal gak sampe pacaran yang jelas dengan maksiadnya). Kek kita mau solat ya kan harus ambil wudhu kan ya, bukan malah megang najis atau kentut atau buang hajad dulu kan?

Balik lagi deh problem untuk pertanyaan Setajam Belatih itu.
Gak salah kok kalo kalian mau basa-basi, tapi inget juga harus memilah-milah pertanyaan-pertanyaan yang Ber-Kemungkinan akan membuat orang yang denger sakit gak ? Bisa Buat orang itu down gak mentalnya. Kalo kalian belum cukup akrab atau jarang buat komunikasi dengan lawan bicara keknya hal personal, kek jodoh, gaji, anak, pasangan, alasan putus atau percerain, atau ortu yang kayaknya berkemungkinan nggak dijawab ya gak usah !! GAK PENTING basa-basinya.

Terus untuk orang yang katanya "Deket, SECircle atau BAHKAN KELUARGA"
ya gak salah sih kalo ada kekahwatiran, ada apa kok sampe belum menikah terus kalian bertanya ya monggo, tapi ya sopan. Jangan sampe ada modus menghina dibalik Pertanyaan kalian. Kesannya kek gak laku, pemilih lah, gak usaha buat cari jodoh, atau nauzubillahnya parahnya gak suka lawan jenis (?)

Kalo kalian tau betapa inginnya sesosok wanita tersebut MENIKAH. Kalian pasti akan nyesel pernah ngeluarin pertanyaan belatih itu. Gimana seseknya hatinya setelah kamu ngomong gitu. Apa yang terjadi setelah kalian ngomongin kalimat itu. Gimana perjuangannya buat memantaskan diri dalam pernikahan, gimana perih luka yang nggak pernah kamu liat. Gimana dia Survive buat bangkit lagi dari serangan-serangan pertanyaan mengganggu. Gimana dia selalu menyalahkan diri sendiri dan bertanya "dosa apa yang udaah dilakukan kok jodoh belum dateng ?", terus belum lagi overthinking dan insecure yang semakin bombardir "sejelek iukah aku sampe gak ada yang suka?".

kalo bisa milih, orang tersebut udah pasti mau banget ngerasain yang kalian rasain. Ada temen berbagi suka duka, ada yang sayangi, ada temen yang mau dengerin setiap detik berharga dalam sehari yang kamu lewatin, ada yang memberi tanpa diminta. Betapa iiri hati melihat setiap keuwan dan kebahagian yang kalian dapetin.

Cuman gimana. Semaunya apapun kita, sebersikeras apapun, sekuat apa kita menjaga orang yang kita cintai atau semaksa apa kita buat minta dinikahin kalo belum kehendaknya kita bisa apa? orang yang jelas-jelas udah nyebar undangan, catering-gedung-sovenir udah dibayar sebelum hari H, mereka Gak jadi NIKAH ? kan emang belum takdir dan waktunya.

Ladiest,gentleman pahamilah.
mungkin itu bentuk kepedulian kalian dengan bertanya pertanyaan tadi, tapi plis jaga hati orang lain. Pilah-pilih setiap kata. Untuk pejuang Halal, semangat. Mungkin ini jadi ladang pahala SABAR yang sedang Allah kasih untuk hambanya. Masih mau kah berjuang menuju halal dengan cara yang Allah Ridhoi.

ditulis oleh gadis 27 Tahun yang tidak pernah pacaran -insyallah-

Monday, June 20, 2022

kalau saja itu musuh bukan teman.

kalau saja...
Kalau saja melakukan a, pasti tidak akan seperti ini ?
kalau saja dulu memilih untuk memperispakan semuanya ?
kalau saja aku menggunakan skincare a dari dulu atau nggak milih untuk coba-coba produk itu pasti 
kalau saja waktu yang kitagunakan bisa bermanfaat.
kalau saja bisa untuk hidup sehat.
Kalau saja hari nggak hujan ?
kalau saja nggak lewat jalan itu pasti nggak pecah ban.
kalau saja belajar lebih gia
kalau saja waktu yang dipakai bisa  membawa diri menjadi lebih produktif.

atau yang paling sering muncul kalau lagi dikecewaain Kalau saja  aku tidak mengenalnya ?

sebuah kata yang mengisyaratkan bahwa ada penyelesalan didalamnya. Kalau saja ? pengandaian jika kita tidak memilih pilihan saat ini, pasti kondisi kita jauh lebih baik dari sekarang. Kalau saja itu kek jadi habit kebiasaan yang lumrah. Kebiasaan yang seharusnya nggak kita miliki. Kadang kita juga suka tu nasihatin temen yang lagi cerita dengan kata-kataitu. "yah, sayang banget, kalo aja kamu bisa lebih cepet ?"

kata "Kalau saja" itu menjadi senjata yang jahat untuk diri kita
kenapa bisa begitu?
jadi gini?
kata kalau saja itu dibaratkan kita nggak bisa nerima atau ikhlas dengan suatu takdir yang terjadi dikehidupan kita. Ada rasa berat dihati, kenapa ya mesti begini, kenapa nggak sesuai harapan/ekspetasi kita yang terlalu tinggi dengan pilihan yang kita ambil.
Dan ketika itu nggak sesuai dengan yang kita mau.

ya udah... Its okay. Life must go ON.
terima aja, toh takdir atau keputusan itu bukan atas kendali kita. Bukan kita yang ngebuat dan mau untuk hal itu terjadi. Yang berada dikendali kita yang harusnya kita lakuin. Case gampangnya apa yang bisa kendaliin dan kita nggak bisa kendaliin. kita ada jam kuliah pagi, hal yang bisa dikendaliin kita menyiapkan diri lebih awal dengan pasang alamrn - bangun pagi - udah persiapin semua keperluan atlest di malamnya, nah pas dijalan ada demo, jadi buat jalan macet parah. Dan kemacetan itu termaksud hal diluar kendali kita. 

trus point kedua kenapa kalimat kalau saja itu jadi musuh untuk kita ?
karena kita pada akhirnya terpuruk dan malah nyalahin diri sendiri karena nggak memilih pilihan yang tepat. Bukannya solusi yang didapet. Malah kita makin ngebuat diri kita down, makin terpuruk dan nauzubillahnya kita depresi- Nyaris gila bahkan menggila atau paling seremnya Bunuh diri. Seremkan ?

yang ketiga kalo kita nggak bisa nerima takdir itu atau terlalu berlarut nyalahin diri sendiri atau orang lain, berkemungkinan akan timbul trauma. Rasa Trauma ? iya, seperti dicircle ku atau bahkan aku sendiri ngerasain gimana ditinggalin orang, dalam artian pergi aja tanpa ada alasan atau ditinggal nikah gitu? Otomatis kek ada rasa trauma? trauma untuk menjalanin hubungan yang baru sama orang. Bahkan pernah baca ada orang yang sampe penyimpangan seksual karena trauma akan hal yang diluar kendalinya ngerikan.??

kalau saja itu bisa dibawah ke arah kepositif juga sih. 

kok bisa ?
iya karena ada proses Introspesksi diri (muhasabah), mencoba cari tau sebaiknya harus ngelakuin apa sih, dan buat kita lebih mawas diri dan berhati-hati. 

Dan itu aja sih. Semoga ini jadi catatan ku sendiri.
kurangi kalimat perandaian yang menjerumus ke Penyesalan, gak baik juga buat diri sendiri. Bahkan orang lain.