Friday, December 9, 2011

sriwijaya

Sriwijaya
Sriwijaya kemenangan dari masa lalu di Asia Tenggara
Hampir semua rakyat dinegara ini mengenal bahwa Indonesia adalah negara agraris. Keadaan ini diciptakan dan dikondisikan sejak pemerintahan konial belanda dengan politik tanam paksa. Namun sebenarnya pendapat kebanyakan orang tersebut salah, sebab pada hakekatnya indonesia adalah negara kepulauan.
    Sebagai negara kepulauan sebenarnya indonesia sudah lama menyadarinya. Perjalanan sejarah yang dimulai dari kelahiran kedatuan SRIWIJAYA padaa 16-juni-682,merupakan suatu awal terbentunya negara kepulauan dimana kekuatan laut sebgai tumpuan kekuatan bela negara.
    SRIWIJAYA  lahir dan dibesarkan oleh suatu kekuatan laut sebagaimana yang tercermin dari isi prasati kedudukan bukit yang menyatakan “DUA LAKSANA TENTARA SAN 200 PETI PERBEKALAN YANG NAIK PERAHU DAN 1312 ORANG YANG BERJALAN KAKI” . mereka melakukan perjalanan siddhayatra untuk mencari tempat dan mendirikan sebuah wanua (perkampungan). Perkampungan yang dibangun terletak disala satu tempat dikota palembang sekarang. Kemudian hari perkampungan tersebut terus berkembang menjadi kota yang multi kultur.
TRANSLATE:
Sriwijaya a victory from the past in southeast ASIA
Almost all in this country know that Indonesia is an agrarian country. This conditional was made and conditioned since the dutch colonial government with the forced planting politic. But actually this opinion is not true, because in fact indonesia is an archipelagic states.
    Actually, all this time indonesians have realized that their country is an archipelagic states. The history journey which was started at the time when kadatuan Sriwijaya was founded on june 16,682 AD, was the beginning of the formation of archipelagic states where tha sea pawer served as the basis of country defense power.
    Sriwijaya was founded and raised by the certain sea power as it is depicted in the content of kedudukan bukit inscripted stone which states  “twenty thousand soldiers and 200 containers of food supply on boats and 1312 people on the foot”. They  were conducting the siddhayatra journey to find a location and to build wanua (village).
     The village which was built that time is located in a certain area in palembang today. At a later date, the village kept growing to became a multicultural city
= = = = = = = =  = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = == = = = = = = = =

Kota SRIWIJAYA
    DISADARI ATAU TIDAK, PERKAMPUNGAN Sriwijaya yang dibangun oleh Dapunta Hyan Sri Jayanasa, dipilih pada jalur lalulintas sungai dari dan ke pendalaman. Di daerah itu bertemu sungai ogan, komering, kramasan, dan MUSI. Komoditi perdagangan yang dihasilkan dari pendalaman dibawa ke sriwijaya untuk dijual dengan pedagang lain yang datang. Sriwijaya merupakan pasar yang ramai. Akibatnya, dari sebuah kempung berkembanng menjadi sebuah kota.
DUA TAHUN SETELAH MEMBANGUN WANUA SRIWIJAYA, DaPAUNTA Hyan pada tanggal 2 maret membangun taman Sriksetra yang hasil tanamannya dapat dimanfaatkan oleh penduduk, serta hasil-hasil kolamnya juga dapat dimanfaatkan.
    Setelah menjadi sebuah kota yang direncanakan, para penguasanya melakukan penataan kota. Rumah-rumah tinggal ditempatkan diketepian sungai berupa rumah rakit dan rumah kolong. Pusat-pusat upacara keagaman ditempatkan yang tinggi di sebelah utara lokasi pemukiman dan taman kota dibangun di hulu sungai musi yang bermuara di Musi.
    Didlam kota sriwijaya tinggal para petinggi  dan pegawai rendahan kedatuan. Agar tidak melakukan pemberontakan mereka disumpah, dan sumpah itu dikenal pada sebuah prasasti batu yang dikenal “Telaga Batu”
TRANSLATE:
SRIWIJAYA
WHETHER it was realized or not, the village sriwijaya built by Dapunta Hyan Sri Jayanasa was chosen to be located on the traffic lane of the river from to the hinterland. Ogan ,kemering, kramasan, dan musi river meet in that spot . the commeracial commodities produced in the hinterlands were brought to sriwijaya to be sold to other merchants who visited the village. Sriwijaya was crowded market. As a result, the village turned from a village into a city.
 TWO YEARS  after constructing wanua sriwijaya, Dapunta Hyan Sri Jayanasa built sriksetra garden on march 23, 684 AD. The garden produced crops that could be used by citizens, and the  yields of the pounds could also be used.
    After becoming “planned” city, the rulers made a city arrangement. Dwelling houses were placed in the  river banks in the from of raft houses(rumah rakit) and houses built on the piles (rumah kolong). The center points of religious  ceremony were located in higher places in the north of the dwellings area and the city garden was built at the upper course of the river which flowed of the  musi river.
 = = = = = = = = = =  = = = =  = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = == = = = = = = = =

No comments:

Post a Comment