Friday, November 15, 2013

SYIRIK JAHILIYAH DAN SYIRIK MODERN

SYIRIK JAHILIYAH DAN SYIRIK MODERN
-------------------------------------------------
Dahulu orang kafir musyrik jahiliyah juga meyakini Allah Ta'ala sebagai tuhan mereka, Bila ditanyakan kepada mereka "siapa tuhan kalian? siapa yang menciptakan, mengatur menghidupkan dan mematikan?" dengan mantap mereka akan menjawan " ALLAH TA'ALA" | NAH ITU NAMANYA TAUHID RUBUBIYYAH (sekedar keyakinan dihati)

Akan tetapi terhadap TAUHID ULUHIYYAH (tauhid amalan) mereka jahil, sebab inilah mereka dikatakan sebagai kaum jahiliyyah, bodoh dalam tauhid ini | lebih jelasnya tauhid uluhiyyah adalah tauhid penyembahan, ketaatan, mengikuti, rujukan, berhukum. Dengan tauhid mereka yang rusak ini dikatakan sebagai kaum MUSYRIK

Lalu apa hubungannya dengan SYIRIK MODERN ?

Masyarakat modern sama halnya dengan kaum jahiliyah, Mereka yakin adanya Allah, Yang mengatur, pemberi rezeki, yang menghidupkan dan yang mematikan | tapi ketika dihadapkan kepada mereka suatu persoalan (amalan) seperti BERHUKUM maka mereka mengalihkan pandangannya, mengikuti, mentaati hukum manusia (UU, UUD, PANCASILA) dan meninggalkan HUKUM ALLAH yang Qath'i lagi jelas dalam Al qur'an dan jelas, kalau bukan syirik apa namanya?

Bukankah berhukum termasuk dalam ibadah?

“Hak memutuskan hukum itu hanyalah khusus kepunyaan Allah. Dia memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah dien yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Yusuf: 40)

Firman-Nya: “Dia memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia”, bermakna: Kalian diperintahkan untuk tidak menyandarkan hukum kecuali kepada Allah, karena Allah-lah yang berhak untuk membuat, menentukan, dan memutuskannya. Dan dalam ayat ini penyandaran hukum kepada Allah disebut ibadah. Sedangkan dalam demokrasi; hukum disandarkan kepada rakyat melalui wakil-wakilnya, maka demokrasi, UU, PANCASILA adalah sebuah kesyirikan, karena memalingkan ibadah penyandaran hukum kepada selain Allah. JELAS BUKAN ??

Masih ragu ? Butuh pendapat dan tafsir ulama? Baiklah....

SYAIKH MUHAMMAD AL AMIN ASY SYINQITHY :

“Termasuk petunjuk Al Qur’an terhadap jalan yang paling lurus adalah penjelasannya bahwa setiap orang yang mengikuti hukum (tasyri) selain hukum yang dibawa oleh penghulu anak Adam Muhammad Ibnu Adillah shalallahu ‘alaihi wasallam, maka ikutnya terhadap hukum yang menyelisihi itu adalah kufrun bawwah (kekafiran yang nyata) yang mengeluarkan dari Millah Islamiyyah.” Kekafiran yang lebih jelas dari sinar matahari di siang bolong dan silakan rujuk: [Adlwa-ul Bayan 3/324]

Dan berkata juga: “Dan bisa dipahami dari ayat-ayat ini, seperti firman-Nya: “Dan Dia tidak menyertakan seorangpun dalam hukum-Nya.” (Q.S. Al Kahfi [18]: 26) Bahwa orang-orang yang mengikuti aturan-aturan para pembuat hukum selain apa yang telah Allah syariatkan sesungguhnya mereka adalah orang-orang musyrik.” [Adlwa-ul Bayan: 4/65]

Dan berkata juga: “Dan dengan nash-nash samawi yang telah kami sebutkan ini, jelaslah dengan sejelas-jelasnya bahwa orang-orang yang mengikuti qawanin wadl’iyyah yang ditetapkan oleh syaitan lewat lisan-lisan para walinya seraya menyelisihi apa yang telah Allah Subhanahu Wa Ta’ala syariatkan lewat lisan-lisan para rasul-Nya ‘alaihimussalam, sesungguhnya tidak ada yang meragukan kekafiran dan kemusyrikan mereka kecuali orang yang telah Allah hapus bashirahnya dan Allah butakan dari cahaya wahyu seperti mereka.” [Adlwa-ul Bayan: 4/66]

Dan berkata juga: “Ketahuilah wahai ikhwan, bahwa penyekutuan Allah dalam hukum-Nya dan penyekutuan-Nya dalam ibadah kepada-Nya, semuanya satu tidak ada perbedaan sama sekali di antara keduanya. Orang yang mengikuti aturan selain aturan Allah dan hukum selain hukum Allah (atau selain apa yang Allah syariatkan) serta undang-undang yang menyelisihi syariat Allah, yang dibuat oleh manusia seraya berpaling dari cahaya langit yang Allah turunkan lewat lisan Rasul-Nya, orang yang seperti ini dan orang yang menyembah patung dan sujud kepada berhala adalah sama sekali tidak ada perbedaan di antara keduanya, keduanya satu (status) dan keduanya musyrik terhadap Allah.” [Al Hakimiyyah Fi Tafsir Adlwaa-Il Bayan, Abdurrahman Ibnu ‘Abdil Aziz As Sudais: 52 Dar Thibah Cet. I1412]

MAKA TERAMBILLAH HiKMAH ITU BAGI ORANG-ORANG YANG BERAKAL, BILA ALLAH TA'ALA TELAH MEMBERI SESEORANG HIDAYAH MAKA TIDAK ADA SATUPUN YANG BISA MENYESATKAN DAN BILA ALLAH TA'ALA TELAH MENYESATKAN SESEORANG, MAKA TIADA YANG BISA MEMBERINYA PETUNJUK...

Pilih yang mana, Hukum manusia atau HUKUM ALLAH TA'ALA ???

No comments:

Post a Comment