Wednesday, July 6, 2016

Sedih dan senang lebaran 2016

Assalamuailakum warah matullahiwabarakatu...

Allah... hu akbar... Allah hu akbar... laillahhaillahu huwallahhu Akbar...
Terdengar suara takbir... takbir yang selalu dinantikan seluruh umat muslim di Bumi ini. Rinduku pada gema takbir dimalam idul fitri, terkalahkan dengan rindu dengan sosok ibu. Sosok yang sangat berperan dalam kehidupan setiap insan.

Tepat kemarin 4 Juli 2016 adalah  100 hari mama meninggalkan kami untuk selamanya. Ntah bagaimana aku mendeskripsikan perasaan ku pada malam takbir ini. Sedih dan juga senang. Sedih karena teringat semua kenangan bersama mama. Sedih karena lebaran kali ini harus dilewati tanpa hadirnya sosok mama. Teringat, ketika ku kecil setiap kali malam takbiran mama merupakan aktor yang paling sibuk dirumah.  Tentu saja untuk mempersiapkan semua untuk hidangan besok mulai dari susun piring yg akan digunakan, gelas untuk tamu, piring kue untuk tamu, ganti taplak meja, sampai susun toples diatas meja. Sedangkan papa, papa merupakan aktor yang senangtiasa menghibur kami dengan takbir yang dilantunkannya.

“Bawalah aku ke masa kecil ku dulu.. dan biar lah ku kenang rasa itu sebagai pelepas rinduku.” Penggalan lirik lagu dari Ihsan Tarore feat Dira dugandi – Bawalah Aku Kembali.

Lagu yang tak sengaja aku pilih malam ini. Membawa kembali kisah yang pernah terjadi bersama mama. Bahkan ketika beberapa tahun yang lalu selalu ada hal yang kami buat berdua, salah satunya kue chocochips, agar coklat dan bolu maksuba. Walaupun terbilang mudah untuk dibuat tapi selalu saja dapur dalam kondisi yang berantakan ketika aku turun tangan. Baju lebaran? Yah setiap kali beli baju lebaran pasti selalu mama yang pilih dan setiap pakaian yang aku pilih kemungkinan besar diomeli mama.  Keliling cinde dan berhempit-hempitan dengan kerumunan orang ketika berburu kue kering lebaran.  Ngisi ketupat bersama. Disuruh ngaduk masakan mama. Bersih-bersih fentilasi jendela. Nyusun kue kering bersama.

Mama andaikan kau tau, rasanya aku tak sanggup melewati semua hal yang selalu kita lakukan bersama. Sangat berbeda ramadhan ini tanpa hadirnya dirimu. Tak sanggup rasanya melihat orang-orang diluar sana bisa bersaliman, memeluk dan mencium ibunya. Sungguh maa... Sungguh.
Aku rindu menelan setiap makanan yang kau hidangkan. Aku rindu ketika aku dengan bangganya menyantap bekal yang aku bawa, walaupun lauk yang aku bawa hanya tempe goreng, tapi aku bangga mama karena itu adalah buatanmu.

Ma... Setidaknya saat ini kau tidak lagi merasakan sakit itu. Setidaknya saat ini kau tidak mengkonsumsi obat-obatan yang banyak. Setidaknya kau tidak harus malu dengan rambut mu yang menipis. Setidaknya saat ini kau bisa bertemu dengan papa.

Akan ku selalu ingat pesanmu...
“Setiap kali kau merasa sedih, bacalah alqur’an.”

Lebaran pertama tanpa masakan dari mu ma. Lebaran Pertama tanpa sholat ied ditemani mu ma. Lebaran pertama yang harus aku syukuri.

1 comment: