Assalamualaikum…
Teruntuk
mama disana. Ma apa kabar ? Apakau baik saja? Apakah kau merindukanku? Disini
tiada hari tampa merindukanmu… Karena hanya rindu yang bisa kurasakan saat ini.
Adakah kata
yang bisa melebihi kata RINDU ? Mungkin kata itu lah yang melukiskan segalanya.
Hampir 10 bulan kita tak bersua. Hampir 10 bulan aku tak merasakan masakanmu.
Hampir 10 bulan tangan hangat mu tak kurasakan lagi. Hampir 10 bulan suaramu
setiap pagi membangunkan ku tak terdengar lagi. Dan Hampir 10 bulan aku selalu merasa
menjadi manusia paling tak beruntung. Menjadi manusia tanpa arah, menjadi
manusia tanpa tujuan, menjadi manusia yang tak kehilangan segalanya.
Ma,,,
selama 20 tahun aku hidup, aku selalu bergantung padamu. Bergantung dari segala
hal, bergantung dari segi fashion, makan, uang jajan, bangun tidur, ibadah,
mimpi, sampai disaat sedih hanya engkau ma yg menjadi penyemangat dan menjadi
pelindung dari dunia luar. Dan saat ini, aku sendiri. Kehilangan segalanya.
Mungkin saat ini bukan hanya lumpuh, aku kehilangan indra penglihatanku.
Semakin lama aku meranjak dan berkela sendiri untuk bangkit, semakin aku merasa
takut. Terlalu banyak hal yang menakutkan diluar sana, terlalu takut aku untuk
menyadari aku saat ini seorang diri.
Ma, apakah
engkau tau? . Betapa takut dan pecundangnya aku untuk berdiri saat ini. Bahkan
aku selalu menyembunyikan semua perasaan dari orang disekitarku. Aku
berpura-pura menjadi manusia normal, aku berpura-pura bahwa aku tak ada
tangisan dihidup. Aku berpura-pura untuk menjadi periang, seolah tak ada
masalah yang terjadi.
Iri. Disaat
orang lain disekitarku masih bisa mendengar suara ibunya, disaat orang-orang
bisa merasakan hangatnya sentuhan ibu, disaat semua orang bisa sekedar
bersandar untuk melepas lelah dan isak tangis dipelukan ibunya.
Dan aku,.
Hanya bisa
menatap setiap foto yang tersimpan. Hanya bisa menatap setiap baju mu.
Mendengar rekaman suaramu. Melihat pesan singkat yang pernah kau kirim dan
mengingat kejadian masalalu.
Ma, aku tak
tau bahwa rasanya seberat ini
kehilanganmu. Hidup ku terasa percuma tanpa adanya dirimu. Terlalu berat
cobaan ini yarob. Aku tak sekuat ini, aku masih terlalu lemah. LEMAH dalam
segala hal. Aku masih mmbutuhkan mama, sebagai tongkat untuk berjalan, sebagai
arahku untuk melangkah. Mama, setiap kali
aku menggendong dan melihat fatih tersenyum, hatiku terasa tenang. Aku teringat
padamu ma. Aku ingat disaat engkau sakit, kemudian, faith masih berusia 2bulan,
betapa indah simpul senyum yang terlukis diwajahmu. betapa berbinar matamu
menatap fatih. Betapa saat itu masih sering terlintas dibenakku.
Ma,
sebentar lagi aku akan wisuda. Sesuai
dengan keinginanmu, sesuai dengan yang engkau harapkan. Tapi terlalu banyak
janji yang ku sampaikan kepadamu, yang pada akhirnya tak bisa ku tepati sampai
kau tlah tiada. Ma setelah ini aku harus bagaimana….. kemana langkah kaki ini….
Beruntungnya
orang disekitarku bisa merasakan doa dari kedua orang tuanya. Dan AKU? Siapa
AKU? Mungkin tak ada peduli denganku, walau hanya bayangan…..
Tertulis
pesan : RINDU.
Wasalamualaikumwarhamatullahiwabarakatu.
*alfatihah*
No comments:
Post a Comment