Friday, February 13, 2015

Dari Mellophone ke baritone -__-

kamis, 12 februari 2015.
Hari dimana aku harus menerima kenyataan bahwa  mulai hari ini aku akan meninggalkan mellophone Kotak No.6. Yah Suatu fakta yang tentunya sangat Sulit diterima. Jika seseorang  telah memperjuangkan sesuatu dan pada akhirnya ia akan  sangat mencintai sesuatu itu, apakah bisa orang itu mengikhlaskan begitu saja perjuangan itu?  Tidak kan? Begitu lah yang aku aku rasakan saat aku mendengar dari pelatih bahwasannya aku harus mengikhlaskan Untuk bermigrassi ke BARITONE. Tiba-tiba air mata mengalir begitu saja saat mendengar Itu. Aku Bertahan Dari awal 21 September 2013 sampe sekarang itu karena MELLOPHONE, Ada ketertarikan sendiri didalam jiwa ini saat memainkan alat itu. Yah karena rasa ketertarikan itu aku sampe menulis diLife Map/ Dreams kalo aku Bisa tampil main dievent dengan Mellophone ≥10 kali. DAN Life MAP itu seketika terhentikan, padahal tinggal 3 event lagi buat melengkapi DREAMS no 495. Selain karena Lifemap itu, kenyataan bahwa aku telah terikat secara batin dengan mellophoneplayer *fenny,wiwied* yang dari NOL sama-sama berjuang untuk bisa main mellophone tentunya Sangat Sulit untuk mengikhlaskan begitu saja. Dan hal tersulit selanjutnya apakah Mellophone players yang baru akan bertahan untuk selanjutnya setelah event lomba bulan oktober nanti, dan statement tentang fenny yang bakalan jadi field komender , Bagaimana dengan mellophone?? Hanya menyisakan wiwied seorang, PEMAIN LAMA? Ini TIDAK ADIL.

Aku bisa saja bersikap Egois dengan teman-teman mellophone lainnya, kalo aku bakalan nyuruh mellophone player yang baru untuk pindah ke Baritone. Tapi itu sulit, Aku nggak bisa  ngelakuin hal egois seperti itu. Gimana dengan perasaan mereka? Apakah mereka bisa terima? Gimana kalo mereka smpe berenti Ikutan marching gara-gara pindah alat? Terlalu egois kalo aku Harus ngambil keputusan kanyak itu. Otakkku terus berkerja dengan memikirkan bagaimana dan seperti apa kedepannya, Aku harus berfikir Positif, untuk sesuatu yang baik aku harus sedikit berkorban, demi team dan semua teman-teman lainnya, dan Tentu demi mellophone.
apakah kenyataan itu terbaik untuk ku? Apakah bisa aku mencintai baritone seperti aku mencintai mellophone bahkan lebih?

Mungkin Aku bukan orang yang benar-benar menggilai dunia marching band. Tapi dengan Mellophone, Aku mencoba untuk mencintai dunia marching band yang sebenarnya bukan hanya mencintai alat itu?. Mungkinkah ini awal aku untuk menggilai dunia marchingband, bukan sekedar sebuah alat?

Bisakah aku bermain lebih baik lagi dengan Baritone? Apakah aku bisa mengiklaskan bahwa suatu saat alat mellophone no 6 bakal dipake orang lain?? DAN satu HAL, mulai hari ini Aku harus berjuang untuk lomba nanti bersama  BARITONE BUKAN dengan MELLOPHONE!!


No comments:

Post a Comment