kamis, 12 februari 2015.
Hari dimana aku harus menerima kenyataan bahwa mulai hari ini aku akan meninggalkan
mellophone Kotak No.6. Yah Suatu fakta yang tentunya sangat Sulit diterima.
Jika seseorang telah memperjuangkan
sesuatu dan pada akhirnya ia akan sangat
mencintai sesuatu itu, apakah bisa orang itu mengikhlaskan begitu saja
perjuangan itu? Tidak kan? Begitu lah
yang aku aku rasakan saat aku mendengar dari pelatih bahwasannya aku harus
mengikhlaskan Untuk bermigrassi ke BARITONE. Tiba-tiba air mata mengalir begitu
saja saat mendengar Itu. Aku Bertahan Dari awal 21 September 2013 sampe
sekarang itu karena MELLOPHONE, Ada ketertarikan sendiri didalam jiwa ini saat
memainkan alat itu. Yah karena rasa ketertarikan itu aku sampe menulis diLife
Map/ Dreams kalo aku Bisa tampil main dievent dengan Mellophone ≥10 kali. DAN
Life MAP itu seketika terhentikan, padahal tinggal 3 event lagi buat melengkapi
DREAMS no 495. Selain karena Lifemap itu, kenyataan bahwa aku telah terikat
secara batin dengan mellophoneplayer *fenny,wiwied* yang dari NOL sama-sama
berjuang untuk bisa main mellophone tentunya Sangat Sulit untuk mengikhlaskan
begitu saja. Dan hal tersulit selanjutnya apakah Mellophone players yang baru
akan bertahan untuk selanjutnya setelah event lomba bulan oktober nanti, dan
statement tentang fenny yang bakalan jadi field komender , Bagaimana dengan
mellophone?? Hanya menyisakan wiwied seorang, PEMAIN LAMA? Ini TIDAK ADIL.
Aku bisa saja bersikap Egois dengan teman-teman mellophone
lainnya, kalo aku bakalan nyuruh mellophone player yang baru untuk pindah ke
Baritone. Tapi itu sulit, Aku nggak bisa
ngelakuin hal egois seperti itu. Gimana dengan perasaan mereka? Apakah
mereka bisa terima? Gimana kalo mereka smpe berenti Ikutan marching gara-gara
pindah alat? Terlalu egois kalo aku Harus ngambil keputusan kanyak itu. Otakkku
terus berkerja dengan memikirkan bagaimana dan seperti apa kedepannya, Aku
harus berfikir Positif, untuk sesuatu yang baik aku harus sedikit berkorban, demi
team dan semua teman-teman lainnya, dan Tentu demi mellophone.
apakah kenyataan itu terbaik untuk ku? Apakah bisa aku
mencintai baritone seperti aku mencintai mellophone bahkan lebih?
Mungkin Aku bukan orang yang benar-benar menggilai dunia
marching band. Tapi dengan Mellophone, Aku mencoba untuk mencintai dunia
marching band yang sebenarnya bukan hanya mencintai alat itu?. Mungkinkah ini
awal aku untuk menggilai dunia marchingband, bukan sekedar sebuah alat?
Bisakah aku bermain lebih baik lagi dengan Baritone? Apakah
aku bisa mengiklaskan bahwa suatu saat alat mellophone no 6 bakal dipake orang
lain?? DAN satu HAL, mulai hari ini Aku harus berjuang untuk lomba nanti bersama
BARITONE
BUKAN dengan MELLOPHONE!!
No comments:
Post a Comment