Aku bukan seorang peramal yang bisa menebak sesuatu dengan pasti, bahkan aku tak ahli membaca pikiran orang lain yang sejatinya bisa mengetahui apa yg di
pikirkan dan rasakan. Tapi sepasang mata itu terus menerus
berbicara, berbicara tentang kebencian. Kebencian akan hadirnya sepasang mata
yang redup ini. Sepasang Mata itu seolah memerintahkan organ tubuh yang lain,
untuk terus menghiraukan keberadaannya.
Sepasang mata itu, bahkan membuat sang pemilik mata redup
ini menitihkan air mata. Bukan !! BUKAN karena takut kehilangan sepasang mata
itu, tapi ia selalu merasa bersalah. Merasa bersalah akan kebencian yang hadir
dimata itu, kebencian yang tiba-tiba menelan hangatnya sepasang mata yang lalu.
Otak ini selalu bertanya apa yang salah dari diri ini, hingga ada gejolak
kebencian yang timbul.
Apakah aku pernah berbuat kesalahan yang sampai tidak bisa
dimaafkan?? Ataukah Diri ini terlalu hinaa untuk dianggap ada?
Tidak !! Apakah kalian berfikir hanya pemikiran ini saja
yang berlebihan untuk menanggapi itu semua??
Terlalu banyak hal yang bisa dijadikan alasan untuk berfikir jika sepasang mata
itu memendam kebencian, bahkan Sepasang mata yang lain saja bisa melihat dan
merasakan aura itu.
Apakah seperti itu caranya menghindar dan menyelesaikan sebuah masalah, dengan membenci orang lain
tanpa alasan? Membuat orang lain merasa bersalah, membuat orang lain berada
dikebingungan.
Entah la,, Hanya sepasang mata itu saja yang tau alasannya,
kenapa harus berbuat itu.
Dan sekarang apa yang harus aku lakukan?? Apakah harus aku
mengikuti alur permainannta, atau membuat alur yang lain??
“Biarkan sepasang Mata saja, yang tak pernah menganggap keberadaan
mu, tapi yakinla sejuta pasang mata yang lain akan menganggapmu ADA”
No comments:
Post a Comment