Monday, May 29, 2017

Pengagguran (Lagi)

Setelah kuncir toga dipindahkan dari sebalah kiri kekakanan, dan berarti status sebagai mahasiswa fix  berganti sebagai Alumni dikampus. Seneng nggak seneng sebenernya. Senengnya pertama udah kelar berurusan dan berkutit dalam pembuatan laporan, udah nggak berurusan sama tugas coding-coding yang menjelinep dan yang pasti seneng karena bisa lulus tepat waktu nggak jadi mahasiswa abadi.


Itu sebagian dari senengnya. Sedihnya lebih banyak. Pertama nggak nerima subsidi uang jajan lagi, waktu ketemu sama temen terbatas (jarang bisa main sama temen kampus), nggak bisa (nggak sesering dulu) jajan dimodel+pempek panggan dan jajanan yang lainnya disebelah kampus, nggak bisa ngecengi adek tingkat (klo dulu kakak tingkat), nggak bisa ngerisuh diperpus, nggak bisa ngecengi kk UPT, nggak ada lagi ngebahas tentang tugas yang menjelinep, off dari kegiatan organisasi dikampus, dan yang paling utama sedih karena harus nerima status sebagai pengangguran. 

LULUS,WISUDA = PENGANGGURAN

Weell semenjak tanggal 24 april 2017 udah fix menjalani kehidupan sebagai PENGANGGURAN. Karena udah nggak kuliah lagi, jadi aktivitas terbatas banget dan hanya ngelakuin kegiatan itu-itu aja. Bangun tidur nonton tv, sarapan, nonton lagi, masak untuk makan siang, makan siang, nonton, baca novel, mandi, nonton, baca. Gitu-gitu aja terus sampe besoknya. 

Karena sampe bosennya aku, aku cari-cari tu kegiatan, mulai dari ngejait baju/celana/apapun yang robek, ngebuat kotak coklat, buat coklat, main masak2an (nyoba buat makanan, resep dari instagram), nyuci taplak meja+sarung bantal, ngeplastiki novel, nyatet/nyoret dream yang udah terealisasi, ngebuat desain cv, nyari-nyari lowongan, masuki semua ke perusahaan yang lagi open recuitment (nggak semua si), nyatet ulang catetatan grammar, belajar grammar lagi, download game baru di hp, selesaian beberapa misi game dihp, surfing dunia maya (instagram,youtube,ampe-ampe facebook dibuka karena sampe bosennya) , menjelajah toko bukuh, dan aktif nulis di blog lagi (yiha).

Anything i do supaya nggak keliatan banget nganggurnya. Sampe-sampe punya niatan untuk kembali menekuni usaha dagang coklat lagi (gara-gra duit ditangan udah semakin menipis). 

Selama sebulan ini ada pengalaman yang aku dapet. Pengalaman Ikut test psikotest kerja. Sebelumnya aku pernah ikutan jobfair gitu. Karena nggak berpengalaman cari pekerjaan jadi aku asal masuki aja, yang kira-kira ada lowongan kerja yang diminati langsung masuki aja data. Ehg kemudian aku sama wiwid dapet panggilan untuk ikut test psikotest di salah satu perusahaan finance, tanggal 03 Mei. Well Tanpa PERSIAPAN APAPUN AKU IKUT IKUT AJA TEST. Bahkan parahnya kami datang terlambat, dan informasi seputar pengenalan perusahaan terlewatkan.

Test Psikotes dimulai. Soal Pertama yang diterima lebih mirip soaal ngisi Test TPA yang kayak nyamain gambar. Soal kedua tentang ngetest ketelitian pendengaran. Soal ketiga yang paling ngasah otak banget NGITUNG angka gitu (tes kreplin). Sumpah Sama sekali aku belum pernah ngerjain yang ginian, angka-angka semua, harus dijumlahi secara cepat (krn satu kolom dikerjainnya hanya 1 menit,kalo udah 1 menit pindah ke kolom yang lain). Alhasil yang terjawab nggak lewat dari tanda garis yang ada disetiap kolom angka (kalo nggak salah kolom angka jumlahnya 50).

Hasil psikotest tahap satu langsung diumumi. Alhamdullilah lanjut ke psikotest 2. Ini yang paling males. Psikotest gambar. Lembar pertama tentang wartegg test dan lembar kedua kita disuruh ngegambar seorang pegawai dan beri deskripsi tentang orang yang kita gambar (mulai dari namanya, jenis kelamin,kelemahannya, kelebihannya dll).  Jadi wartegg tes itu adalah kita dikasih sedikit klu bentuk, dan selanjutnya kita harus ngambar sendiri ngelanjuti dari klu yang diberikan. Sekitar 6 klu yang harus digambar, dan sebanyak itulah imajinasi aku bermain. Well sama sekali nggak bisa ngegambar, cuman bisa ngebayangi aja kalai itu bakal jadi objek apa. Disitu alam bawah sadar aku bekerja.

Kalo dibilang si, sedikit asal-asal ngerjainnya. Sesuai dengan kemauan dan apa yang difikir. Apalagi nggak boleh gunai pengapus. Lembar kedua lebih lagi. Lebih Asal-asalan lagi. Coret sana-coret sini, tarang jadilah kayak gambar anak SD.




Tanpa pengumuman hasil test ke dua. Kebesokannya semua orang yang lolos tahap psikotest 2, berhak ikut interview sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.  Karena nomor urut aku 30, jadi aku kebagian interview jam 11.30. Dengan niat yang nggak seberapa aku ikutan aja. Dalam hati udah pasrah Kalo keterima yah syukur, yah kalo nggak itung-itung cari pengalaman dan siap-siap jawaban yang pas nantinya untuk ikutan interview dengan perusahaan lain.

Setelah dipersilahkan masuk keruang HRD. Aku duduk berhadapan berdua. Berdua cuy!!! Mulai ni rada panik, mencoba untuk menguasai keadaan. Lalu ketika Hrd mempersilahkan untuk memperkenalkan diri, kondisi rada mencair dan syukur nggak terlallu gagap. Well aku ngejelasinya nggak terlalu detail, mungkin nama, alamat, lulusan mana,hobby, udah gitu doang. Karena menurut aku, semua udah tertera di CV yang aku kasih.

Pertanyaan kedua Apa kelebihan dan kekurangan kamu ?
"blaa...blaa". Pas jawaban kekurangan aku rada bingung jawabnya. Sadar, sadar banget dengan kekurangan bahkan lebih sadar dengan kekurangan sendiri. Tapi aku pernah denger dari dosen yang ngajar mata kuliah "Komunikasi Bisnis", Kalo nyebut kekurangan itu cari lah sesusatu yang nggak berkaitan dengan pekerjaan.

Karena nggak tau udah mentok aku sebut aja "Saya termaksud orang yang mengerjakan sesuatu sesuai dengan pemikiran saya, tidak akan selesai pekerjaan itu kalo tidak sesuai dengan keinginan (perfectionis), maka saya cendrung tidak bisa cepat dalam mengerjakan sesuatu".

Kemudian ada pertanyaan lagi "Bagaimana mengatasinya ?"
Lumayan rada menguras energi untuk mikiri jawabanya.  Aku jawab aja seadanya. Karena jawaban seadanya yang nggak sama sekali kritis, jadi bapak hrd yang terhormat menimpal jawaban dari pertanyaan ku. Maaf kan daku pak. Nggak prepare sejauh itu saya pak. Udah satu aja pertanyaan yang nggak terjawab. Terus ditanya lagi. Sejauh apa anda mengenal *** (menyebutkan salah satu bagian pekerjaan yang aku ambil). Nah loh. Tarik nafas-tarik nafas. NGGAK TAU. GIVE UP. Diluar Kuasa aku. Jadi aku jawab "maaf pak kurang tau, krena ketika penjelasan tentang lowongan pekerjaan itu saya datang terlambat". Mau bilang Parah. Banget, nggak tau lagi mau ngeles kemana lagi. Dari pada asalan aja, nambah marah tu HRD.

Setelah ditanya pertanya-pertanyaa, kemudian dikasih kesempatan untuk nanya. Weel dalam fikiran, harus nanya, harus mencuri goals dari pertanyaan. Dan sesekali mengingat kembali jangan-jangan nanya tentang Gaji. Karena menurut aku gaji adalah suatu hal yang tabuh untuk fresh graduate yang tanpa pengalaman kayak aku.

Udah selesai sesi singkat tanya jawab. Dan kalimat diakhiri "Oke nanti dikabari untuk selanjutnya" . Cukup 30 menit untuk duduk dan berhadapan dengan HRD. Lega. Pertanyaan yang sederhana, tapi menguras tenaga.

Setelah berminggu bahakan sampe 1 bulan. Nggak Ada kabar? Kasih kabar kek walaupun ditolak. Seenggak walaupun nggak ngarep-ngarep banget bisa kerja disana, tapi kan dikasih kode cari yang lain aja jangan sampe ngebiarin nunggu. Seenggaknya kita bisa ngubur peluang untuk bisa kerja disana. Gini banget yak nasib nanggur.

weel setelah dari psikotest sampe interview. Ternyata semua tips dan triknya udah ada Di google.  Youtube, semua pertanyaan-pertanyaan maut yang ditanya pada saat interview ada solusinya. Tinggal kita males apa nggak ngecarinya. Sayangnya kemaren pas tes nggak sama sekali persiapan. Pesiapan cuman secara fisik (pakaian yang bakal dipake).

Oh tidak..

Weel segala sesuatu pasti aja pelajarannya. Sekarang tinggal pelajari dan menemukan celah dari kesalahan sebelumnya. Nganggur nggak boleh jadi alasan kalo otak juga nganggur. itung-itung nganggur persiapan untuk belajar tes toefel. Maklum kalo ikutan tes toefel tanpa persiapan sebelumnya, sama aja ngebuang-ngebuang duit. Tapi kalo ikutan kelas toefel khusus, duitnya nggak ketulungan.

Semoga aja ada titik terang dalam keangguran aku ini. Semoga masih ada harapan untuk menemukan masa depan yang cermelang. (nggak kuat uy, bahasa aku).

No comments:

Post a Comment