Islam Menjaga Kesehatan Manusia
Pada artikel yang lalu telah diutarakan tentang urgensi makanan halal dan usaha yang halal, serta bahaya makanan haram dan usaha yang haram. Demikian juga perlu dibahas mengenai langkah yang harus ditempuh dalam permasalahan ini, yaitu konsep Islam tentang makanan dan usaha.Konsep Islam dalam permasalahan ini sama dengan permasalahan lainnya, bahwa Islam itu mudah dan lengkap, serta senantiasa menjaga keselamatan jiwa, badan, dan akal manusia. Islam menghalalkan yang baik untuk jiwa, badan dan akal, sebaliknya mengharamkan yang buruk dan merusak, sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الأرْضِ حَلالا طَيِّبًا وَلا
تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan;
karena sesungguhnya syaithan adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah:168)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang
baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika
benar-benar hanya kepada Allah kamu menyembah.” (QS. Al-Baqarah:172)Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menjelaskan dalam kitab Taurat dan Injil tentang salah satu ciri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu menghalalkan hal-hal yang baik dan mengharamkan segala yang buruk, sebagaimana firman-Nya:
لَّذِينَ
يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الأمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ
مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالإنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ
بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ
الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ
إِصْرَهُمْ وَالأغْلالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ
“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di
sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang
mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala
yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang
dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka.” (QS. Al A’raf:157)Demikianlah Islam melarang semua makanan yang merusak badan dan akal manusia atau dapat membunuhnya, seperti racun dan narkoba dan ini dijelaskan dalam firmanNya:
وَلا
تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا وَمَنْ
يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَانًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا وَكَانَ
ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan
melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam
neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.“ (QS. An Nisaa:29-30)Segala sesuatu yang merusak dilarang memakannya termasuk juga larangan memakan barang-barang najis seperti bangkai dan sejenisnya. Semua ini menunjukkan kemudahan Islam dan perhatian yang besar terhadap keselamatan manusia.
Jangan berlebihan dan mengada-ada
Namun tentunya semua ini dilakukan sesuai kebutuhan, tanpa berlebih-lebihan (Israf) dan kikir (bakhil). Oleh karena itu, kita dilarang mengharamkan sesuatu yang telah diperbolehkan Islam. Sebaliknya, kita juga dilarang menghalalkan sesuatu yang sudah diharamkan, karena penghalalan dan pengharaman merupakan hak Allah dan Rasul-Nya, tidak semua orang boleh menetapkannya. Allah berfirman:
قُلْ
مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ
وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ
الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
“Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari
Allah yang telah di keluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa
pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik.” Katakanlah:”Semuanya itu
(disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus
(untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan
ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.”“(QS.Al A’raf: 32) dan firman-Nya:
قُلْ
أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ لَكُمْ مِنْ رِزْقٍ فَجَعَلْتُمْ
مِنْهُ حَرَامًا وَحَلالا قُلْ آللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ أَمْ عَلَى اللَّهِ
تَفْتَرُونَ وَمَا ظَنُّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ
أَكْثَرَهُمْ لا يَشْكُرُونَ
“Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku tentang rezki yang
diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan
(sebagiannya) halal.” Katakanlah: “Apakah Allah telah memberikan izin
kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?”
Apakah dugaan orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah
pada hari kiamat Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia (yang
dilimpahkan) atas manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak
mensyukuri(nya).“ (QS. Yunus: 59-60)Untuk itulah Allah berfirman:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُحَرِّمُوا طَيِّبَاتِ مَا أَحَلَّ
اللَّهُ لَكُمْ وَلا تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلالا طَيِّبًا وَاتَّقُوا اللَّهَ
الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa
yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang
Allah telah rezkikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya.” (QS. Al Mai’dah:87-88)Celaan Allah terhadap orang yang menghalalkan yang haram, dan sebaliknya
Pelanggaran perintah Allah dalam permasalahan ini, bila sampai menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal merupakan perkara besar yang sangat tercela. Lihatlah Allah mencela orang Yahudi dan Nashrani yang mentaati para tokoh agama dan pendeta mereka dalam penghalalan yang haram dan pengharaman yang halal seperti dalam firman-Nya:
اتَّخَذُوا
أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ
وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا
وَاحِدًا لا إِلَهَ إِلا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka
sebagai rabb-rabb selain Allah, dan (juga mereka menjadikan Rabb)
Al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang
Maha Esa; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci
Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. At Taubah:31)Demikian juga mencela orang-orang jahiliyah yang telah menghalalkan bangkai yang telah Allah haramkan dan mengharamkan beberapa jenis binatang ternak yang Allah halalkan karena fanatik buta pada nenek moyang mereka dan mengikuti hawa nafsu. Hal ini Allah jelaskan dalam firman-Nya:
مَا
جَعَلَ اللَّهُ مِنْ بَحِيرَةٍ وَلا سَائِبَةٍ وَلا وَصِيلَةٍ وَلا حَامٍ
وَلَكِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ
وَأَكْثَرُهُمْ لا يَعْقِلُونَ وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَى مَا
أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا
عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لا يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلا
يَهْتَدُونَ
“Allah sekali-kali tidak pernah mensyari’atkan adanya bahiirah,
saaibah, washiilah dan haam. Akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat
kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti. Apabila
dikatakan kepada mereka: ‘Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah
dan mengikuti Rasul.’ Mereka menjawab: ‘Cukuplah untuk kami apa yang
kamu dapati bapak-bapak kami mengerjakannya.’ Dan apakah mereka akan
mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu
tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk” (QS. Al Ma’idah:103-104)Marilah kita taati semua perintah dan larangan Allah agar selamat dari celaan dan siksaan Allah.
Bersyukurlah atas nikmat ini
Semua ini Allah tetapkan agar manusia bersyukur. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang
baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika
benar-benar hanya kepada Allah kamu menyembah.” (QS. Al Baqarah:172)Bersyukur dengan tiga rukun yaitu mengakui dengan hatinya bahwa semua itu berasal dari Allah, lalu menampakkannya dengan lisannya dan menjadikannya sebagai sarana mencapai ketaatan kepada Allah. Dengan terealisasinya rukun-rukun syukur ini maka rasa syukur akan menjadi sempurna. Dengan syukur ini Allah akan menganugerahkan kembali kenikmatan yang berlipat, sehingga makanan tersebut menjadi tonggak tercapainya kehidupan yang bahagia di dunia dan akherat. Apabila rasa syukur ini tidak terwujud, bisa jadi semua itu menjadi sebab kehancuran manusia, sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), takala Rabbmu mema’lumkan: “Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan
jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih.” (QS. Ibrahim:7)Dan firman-Nya:
أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ بَل لا يَشْعُرُونَ
“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami
berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan
kebaikan-kebaikan kepada mereka Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (QS. Al Mu’minun:55-56)Mudah-mudahan semua ini menjadikan kita segera bersyukur atas semua nikmat Allah.
No comments:
Post a Comment