Sunday, September 30, 2012

Memorian tentang hari terakhir papa .,.


Memorian tentang hari terakhir papa .,.
             
Aku sadar ini adalah yang hal yang sulit aku terima. Walaupun aku tau itu akan terjadi. Papa yang selama ini menjadi kepala keluarga bagi aku,mama dan kedua kakak lelaki ku, meninggalkan kami buat selama-lamanya. Papa ninggalin kami pada hari minggu tanggal 29 juli 2012. Papa aku bernama M.H.Husin FANSURI –yang saat ini menyandang gelar alm buat selama-lamanya-.
            Sosok papa yang tegas, ulet, keras kepala, emosian, pinter, dermawan dan sebagai super hero bagiku. Walaupun papa ngedidik aku dari kecil dengan cara yang otoriter (dengan keras) itu dengan maksud supaya aku mandiri dan gak tergantung sama orang lain, dan aku sadar itu setelah papa ninggalin kami. Aku salut sama papa, gimana nggak papa itu pinter – terbukti papa sekolah dibayarin pemerintah- terus jujur. Pernah waktu itu papa terzalimi oleh orang yang iri padanya, ia menuduh kalo papa menyeludipi uang pembelian alat rabana buat setiap mesjid di kayuagung,sumatera selatan –tempat papa kerja- dengan tabahy dan kesabarannya lah ia berdoa terus sama allah dan meminta keadilan padaNya. Dan semua terbukti, papa gak bersalah dan orang yang telah menuduh papa menampatkan ganjarannya. Papa memang panu
            Dulu papa memang jadi panutanku, tapi sekarang hanya seorang ibu. Aku sadar aku memiliki ibu yang luar biasa dan lebih dari ibu-ibu yang lain, tapi tanpa seorang ayah juga itu adalah hal yang sulit diterima.
Tuhan, Saat ini aku  sangat membutuhkan papa. Aku sangat membutuhkan uang buat ngebantu aku kuliah. Tanpa aku pungkiri, aku membutuhkan ia sebagai kepala keluarga yang melindungi kami dan membiayai kami. Kenapa ini semua begitu tidak adilnya, papa belum ngeliat ekspresi aku lulus, papa belum ngeliat aku begitu cantiknya menggunkan kebaya saat perpisahan sekolah, papa belum ngeliatekspresiku saat keterima diuniversitas yang diidam-idamkan banyak orang, papa belum ngeliat aku wisuda, papa belum ngeliat aklivitas yang super sibuk saat kerja, dan ngeliat lelaki yang berkenan jadi panutan aku nanti. Seharunya papa menyaksikan itu semua. Tapi semua itu hancur, papa tidak akan pernah melihat itu, andaikan bisa papa tidak bisa melihatnya yang tepat disampingku.
Papa satu aku yang harus aku tunjukan aku harus bisa menghasilkan uang yang banyak,halal dan jadi orang yang sukses.
Ya itu lah hidup ada yang hidup dan ada pula yang akan berpulang kerumah illahi. Yang jelas aku harus jalani hidup ini dengan sebaik-baiknya. J

No comments:

Post a Comment